CONTOH KASUS MANUSIA DAN PENDERITAAN
MACAM SIKSAAN
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk
manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya.
Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan
sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya :
penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan
kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan tersebut.
o Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya
dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang
paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena
penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup
pasti akan kembali kepada tuhannya.
o Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa
tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan
seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan.
Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan
oleh tuhan.
o Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari
bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa
saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin
yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
CONTOH SIKSAAN
Contoh nyata dalam kehidupan ketika
seseorang mengalami siksaan dalam penderitaan seperti banyaknya kasus bunuh
diri. Salah satunya adalah artis cantik yang berasal dari negri gingseng Korea
Selatan Jang Ja Yeon, ia tewas bunuh diri dengan mengenaskan di rumahnya pada
tahun 2009 . Artis cantik yang memiliki peran di drama boys before flowers ini
mengakhiri hidupnya di karenakan mengalami depresi yang berkelanjutan.
Ia memilih gantung diri di kamar
mandi rumahnya di karenakan ia tidak tahan dengan kerasnya dunia hiburan di
negri tersebut. Sebelum ia meninggal Jang Ja Yeon menceritakan apa yang ia
alami dalam sepucuk surat, ia mengaku bahwa ia telah dieksploitasi dan di
lecehkan secara seksual selama berkarir di dunia hiburan.
Jang Ja Yeon di paksa
menjadi budak seks untuk orang-orang kaya demi memuluskan karirnya sebagai
artis. Ini adalah salah contoh dari penderitaan dan siksaan secara fisik
maupun batin yang menyebabkan korban menjadi depresi berat dan lemahnya mental
sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri.
CONTOH
KASUS PHOBIA
Dua
minggu yang lalu, saya berkonsentrasi untuk menangani siswa yang tidak mau
berangkat ke sekolah dikarenakan memiliki masalah di sekolah yang belum
terselesaikan. Namanya Aman (saya pernah membahasnya dalam artikel saya yang
berjudul Aku Hanya Diam Ketika Kalian Memanggilku Autis). Pada artikel tersebut, saya menceritakan
bahwa Aman memiliki masalah ketidakmampuan menjalin hubunga sosial yang baik
dengan teman sebayanya dikarenakan terlalu banyak bermain game online. Semakin
berjalannya waktu dan ketidakmampuan Aman untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi, masalah Aman ini menjadi meluas. Tidak hanya dengan teman-teman
sebayanya tetapi juga dengan guru-guru pengajar.
Yang
menjadi perhatian saya adalah ketika Aman berbicara dengan orang lain. Tidak
terfokus dengan lawan bicara, hanya tersenyum-senyum sambil menggerakkan
kepalanya dengan hitungan patah-patah seperti boneka kayu yang kaku dan
pandangan kosong lurus ke depan. Hitungan fokus untuk menatap lawan bicara
hanya kurang dari 6 detik dan fokus pada topik pembicaraan hanya kurang dari 9
detik. Pola seperti ini, terulang terus menerus ketika Aman dihadapkan pada
situasi yang mengharuskan dia untuk berkomunikasi dengan dua orang atau lebih.
Pola
yang terulang terus-menerus setiap kali berbicara dengan Aman,membuat teman-teman
sekelasnya menjauhi Aman. Bahkan ada seorang guru yang membentak Aman dengan
menggunakan kata “gendheng dan autis.”
Masalah
baru muncul. Aman tidak hadir di sekolah sampai hampir 1 minggu. Menurut
pengakuan ibunya, setiap disuruh berangkat ke sekolah, badan Aman mendadak
panas dan kakinya dingin yang disertai dengan diare. Empat surat izin tidak
masuk karena sakit dari orang tua Aman, terdapat diatas meja kerja saya. Tiga
kali diperiksakan ke dokter oleh orang tuanya, tidak diketahui adanya penyakit
berbahaya. Menurut analisa dokter, sakitnya Aman dikarenakan Aman mengalami
stres berat dan ketakutan akan sesuatu. Kepada ibunya, Aman bercerita kalau dia
takut berhadapan dengan guru yang mengatakan dia gendheng dan autis. Sehingga
membuat dia takut berangkat ke sekolah.
Gejala
yang dialami oleh Aman, menunjukkan bahwa Aman terserang Phobia Sekolah.
Menurut Jacinta F. Rini, phobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi
terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak
pernah muncul atau pun hilang ketika “masa keberangkatan” sudah lewat atau pada
hari Minggu atau hari libur. Phobia sekolah dapat sewaktu-waktu dialami oleh
setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di
sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru atau pun ketika ia menghadapi
suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah.
Ada
beberapa tanda yang dapat dijadikan sebagai kriteria phobia sekolah, yaitu:
- Menolak untuk berangkat ke sekolah.
- Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang
- Pergi ke sekolah dengan menangis, menempel terus dengan orang tua atau pengasuhnya, atau menunjukkan tantrum-nya seperti menjerit-jerit di kelas, agresif terhadap anak lainnya (memukul, menggigit, dsb.) atau pun menunjukkan sikap-sikap melawan/menentang gurunya
- Menunjukkan ekspresi/raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih guru agar diijinkan pulang dan ini berlangsung selama periode tertentu.
- Tidak masuk sekolah selama beberapa hari.
- Keluhan fisik yang sering dijadikan alasan seperti sakit perut, sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah, diare, gatal-gatal, gemetaran, keringatan, atau keluhan lainnya. Anak berharap dengan mengemukakan alasan sakit, maka ia diperbolehkan tinggal di rumah.
- Mengemukakan keluhan lain (diluar keluhan fisik) dengan tujuan tidak usah berangkat ke sekolah.
- Senang berdiam diri di dalam kamar dan kurang mau bergaul .
Berdasarkan
pengalaman yang sudah saya alami, menangani masalah phobia sekolah cukuplah
rumit karena ada keinginan dari anak untuk tidak terbuka terhadap
pemasalahannya. Namun, jangan berkecil hati apabila ada anak atau siswa anda
yang mengalami phobia sekolah karena saya akan memberikan beberapa cara untuk
membantu anak atau siswa dalam menghadapi phobia sekolah.
Untuk
orang tua, yang bisa dilakukan adalah :
- Mengetahui sejak awal gejala yang muncul pada anak sehingga bisa ditangani lebih cepat. Gejala yang muncul ini terjadi pada anak yang berbeda dengan kebiasaan sehari-hari.
- Tanyakan pada anak sebab terjadinya perubahan tersebut dan beri arahan apabila perubahan itu berdampak negatif bagi anak dan masa depannya.
- Membantu anak agar bisa menangani masalahnya sendiri dengan memberikan nasehat atau saran serta menanamkan rasa tanggung jawab.
- Orang tua lebih terbuka atas masalah anak karena masalah yang dialami oleh jaman sekarang jauh berbeda dengan anak-anak jaman dahulu.
- Berkunsultasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah phobia sekolah anak seperti dengan guru dan psikolog.
Sedangkan
untuk guru sebagai wali kelas atau untuk guru pembimbing, yang bisa dilakukan
adalah :
- Memperhatikan kehadiran siswa di sekolah. Apabila siswa jarang masuk atau tidak masuk pada hari-hari tertentu, segera cari tahu apa penyebabnya.
- Membantu siswa menyelesaikan masalah yang menjadi penyebab munculnya phobia sekolah.
- Bekerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas terkait dengan phobia sekolah yang dialami siswa.
- Bekerja sama dengan orang tua untuk mencari tau penyebab munculnya phobia sekolah pada siswa dan bekerja sama dalam menyelesaikannya.
- Merujuk siswa ke psikolog apabila dirasa masalah phobia sekolah pada siswa sudah tidak dapat ditangani oleh pihak sekolah.
Membimbing
siswa lain untuk lebih memperhatikan siswa yang mengalami phobia sekolah dengan
harapan dapat memberikan motivasi sehingga masalah phobia sekolah dapat
pelan-pelan teratasi.
Komentar
Posting Komentar