OPINI ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS

Berkas:Logo Gunadarma.jpg 



OPINI TENTANG ETIKA BISNIS


 Di masyarakat atau dikumpulan pengusaha, banyak yang tidak menyukai dengan adanya penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Pada kesempatan kali ini, saya akan menguraikan beberapa hal yang berkenaan dengan kesetujuan untuk menerapkan etika dalam bisnis.Para pelaku bisnis beropini bahwa pelaku bisnis seharusnya focus dalam pencariankeuntungan yang sebesar besarnya demi kelangsungan bisnisnya. Para pelaku bisnis ini mempunyai beberapa alasan untuk mendukung pernyataan diatas yaitu:

1.      Beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif sempurna, pencarian keuntungan dengan sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengan cara-cara yang paling menguntungkan secara social. Agar beruntung, masing-masing perusahaan harus memproduksi hanya apa yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan harus melakukannya dengan cara yang paling efisien yang tersedia. Anggota masyarakat akan sangat beruntung jika manager tidak memaksakan nilai-nilai pada bisnis, namun mengabdikan dirinya pada pencarian keuntungan yang berfokus.Opini seperti ini biasanya menyembunyikan sejumlah asumsi yaitu: Pertama, sebagian besar industry tidak kompetitif secara sempurna dan sejauh perusahaan tidak harus berkompetisi, mereka dapat memaksimumkan keuntungan sekalipun produksi tidak efisien.Kedua, opini itu mengasumsikan bahwa langkah manapun yang diambil untuk meningkatkankeuntungan, perlu menguntungkan secara social, sekalipun dalam kenyataannya ada beberapa cara untuk meningkatkan keuntungan yang sebenarnya merugikan perusahaan: membiarkan polusi, iklan meniru, menyembunyikan cacat produksi, penyuapan.Ketiga, opini ini mengasumsikan bahwa dengan memproduksi apapun yang diinginkan public pembeli, perusahaan memproduksi apa yang diinginkan oleh seluruh anggota masyarakat,ketika kenyataan keinginan sebagian besar anggota masyarakat (yang miskin dan tidak diuntungkan) tidak perlu dipenuhi karena mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pasar.Keempat, opini ini secara esensial membuat penilaian normative.

2.      Diajukan untuk menunjukkan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan etis, yang biasa dikenal dengan istilah “Argumen dari agen yang loyal.” Argumen agen yang loyal adalah keliru,karena dalam menentukan apakah perintah klien kepada agen masuk akal atau tidak. Etika bisnis atau professional harus mempertimbangkan dan dalam peristiwa apapun dinyatakan bahwa agen mempunyai kewajiban untuk tidak melaksanakan tindakan yang illegal atau tidak etis. Dengan demikian, kewajiban manajer untuk mengabdi kepada majikannya, dibatasi oleh batasan– batasan moralitas.
3.      Menjadi perusahaan/individu yang etis dalam berusaha cukup dengan mentaati hokum. Etika bisnis pada dasarnya mempunyai arti“Mentaati Hukum.”
Para pengusaha banyak yang salah mendifinisikan atau mengartikan bahwa hukum dan etika itu terlihat identik. Adalah benar bahwa hukum tertentu menuntut perilaku yang sama juga dituntut standar moral kita. Namun demikian, hukum dan moral tidak selalu serupa. Jelas bahwa etika tidak begitu saja mengikuti hukum. Namun tidak berarti etika tidak mempunyai kaitan dengan hukum. Standar moral kita kadang dimasukkan ke dalam hukum ketika kebanyakan dari kita merasa bahwastandar moral harus ditegakkan dengan kekuatan system hukum sebaliknya, hukum dikritik dan dihapuskan ketika jelas-jelas melanggar standar moral

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN MANUSIA dengan KEINDAHAN DAN CINTA KASIH

RANGKUMAN MATERI ETIKA BISNIS

CONTOH KASUS MANUSIA DAN PENDERITAAN